Mendengar Media Digital: Perbincangan Skripsi dan Tugas Akhir

Mendengar media digital merupakan perspektif baru dalam pemberitaan melalui pemantauan, analisis, dan interpretasi dari dinamika percakapan yang terjadi di berbagai platform media digital. Melalui hal ini pembaca dapat lebih memahami trend, isu, dan sentimen yang berkembang di masyarakat digital serta memperoleh insight (wawasan) berbasis big data.

Tantangan Kesehatan Mental Gen Z dan Gen Alpha (Media Sosial dan Non Media Sosial)

Masalah yang timbul antara generasi Gen Z (lahir antara 1997-2012) dan Gen Alpha (lahir setelah 2012) dengan orang tua mereka (generasi Baby Boomers, Gen X, atau bahkan Gen Y) dan cenderung susah terselesaikan. Hal-hal tersebut seringkali tidak disadari oleh masing-masing generasi karena perbedaan yang mereka alami, yang mencakup bagaimana mereka dibesarkan, tantangan yang dihadapi, dan perkembangan teknologi yang mempengaruhi cara mereka berinteraksi dan memandang dunia. Berikut adalah beberapa poin utama berdasarkan penelitian terbaru dan artikel yang relevan: 1. Perbedaan Nilai dan Norma Generasi Gen Z dan Gen Alpha tumbuh dalam lingkungan digital yang berbeda dari orang tua mereka. Mereka cenderung menghargai fleksibilitas, relevansi, otentisitas, dan kepemimpinan non-hierarkis. Mereka juga lebih menghargai keragaman dan komunitas yang inklusif dibandingkan generasi sebelumnya. Sebaliknya, orang tua mereka, baik dari generasi Baby Boomers, Gen X, maupun Gen Y, mungkin lebih menghargai stabilitas dan norma-norma tradisional yang lebih hierarkis. 2. Tantangan Teknologi Gen Z dan Gen Alpha sangat terbiasa dengan teknologi dan media sosial, yang sering kali menjadi sumber utama informasi dan komunikasi mereka. Namun, penggunaan media sosial yang tinggi dikaitkan dengan dampak negatif terhadap kesehatan mental mereka. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menurunkan kesejahteraan psikologis dan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Sementara itu, orang tua mereka mungkin kurang memahami dampak ini dan tidak memiliki alat yang sama untuk menangani masalah yang muncul dari penggunaan teknologi ini, belum lagi tantangan algoritma dan AI di media sosial.  3. Kesehatan Mental Gen Z lebih terbuka terhadap isu-isu kesehatan mental dan lebih mungkin untuk mencari bantuan profesional. Namun, mereka juga menghadapi hambatan seperti biaya yang tinggi dan stigma terkait masalah kesehatan mental, terutama di komunitas tertentu. Banyak dari mereka merasa kurang didukung oleh orang tua mereka dalam hal ini sehingga mereka seringkali “berkonsultasi” dengan media sosial. Dalam hal ini, orang tua sering kali tidak memahami atau meremehkan dampak kesehatan mental dari tekanan sosial dan akademik yang dialami oleh anak-anak mereka.  4. Tanggung Jawab Ganda Gen Z sering kali berada dalam posisi yang disebut sebagai “generasi sandwich,” di mana mereka harus mengurus orang tua mereka yang menua sambil juga berusaha untuk mandiri secara finansial. Hal ini menciptakan tekanan tambahan yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional mereka.  5. Pandangan tentang Work-Life Balance Generasi Gen Z cenderung lebih menghargai keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka mencari pekerjaan yang memberikan makna dan kepuasan pribadi, yang sering kali dianggap tidak realistis oleh orang tua mereka. Ini menciptakan konflik ketika orang tua mengharapkan anak-anak mereka mengikuti jalur karir yang lebih tradisional dan “stabil”. Persoalan yang seringkali dikaitkan dengan Gen Z Gangguan kecemasan (Anxiety Disorders) merupakan masalah umum yang dihadapi oleh banyak anggota Gen Z. Tekanan akademis yang tinggi, tuntutan sosial, dan penggunaan media sosial yang intensif sering kali menjadi pemicu utama kecemasan berlebihan pada generasi ini. Ketidakpastian tentang masa depan serta tekanan untuk mencapai kesuksesan menambah beban pikiran mereka, yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan tidur dan kesulitan dalam berkonsentrasi. Kondisi ini menciptakan lingkaran setan yang memperburuk kesejahteraan mental mereka. Depresi merupakan gangguan yang umum di kalangan remaja dan dewasa muda, dengan banyak dari mereka melaporkan perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, dan perasaan putus asa. Faktor isolasi sosial dan tekanan akademis sering kali memperparah kondisi depresi ini, membuat mereka merasa semakin terjebak dalam kesulitan mereka. Depresi tidak hanya mempengaruhi suasana hati tetapi juga berdampak negatif pada produktivitas dan hubungan sosial mereka. Upaya pencegahan dan penanganan yang efektif sangat penting untuk membantu mereka mengatasi tantangan ini. Gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia menjadi semakin umum di kalangan Gen Z, dipicu oleh standar kecantikan yang tidak realistis yang dipromosikan melalui media sosial. Tekanan untuk memenuhi ekspektasi tubuh yang sempurna dapat menyebabkan perilaku makan yang tidak sehat dan berbahaya. Selain itu, paparan konten media sosial yang terus-menerus memperkuat citra tubuh ideal sering kali mengakibatkan perasaan tidak puas dengan penampilan diri sendiri. Akibatnya, banyak anggota Gen Z yang terjebak dalam siklus diet ketat dan perilaku kompulsif yang merugikan kesehatan fisik dan mental mereka. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) ditandai dengan kesulitan dalam mempertahankan fokus dan pengendalian impuls. Teknologi dan media sosial yang terus-menerus menawarkan distraksi memperburuk kondisi ini, membuat belajar dan bekerja menjadi lebih sulit bagi banyak anggota Gen Z. Mereka sering kali merasa kewalahan oleh rangsangan yang berlebihan, yang mengakibatkan penurunan produktivitas dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas. Dampak dari ADHD pada kehidupan sehari-hari dapat signifikan, mempengaruhi kinerja akademis dan profesional, serta hubungan interpersonal. Ketergantungan pada media sosial dapat menyebabkan tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi di kalangan Gen Z. Generasi ini sering merasa perlu untuk selalu terhubung, yang mengakibatkan gangguan tidur dan interaksi sosial yang kurang sehat di dunia nyata. Waktu yang dihabiskan untuk media sosial juga dapat mengurangi waktu untuk aktivitas produktif dan rekreasi, memperburuk kesejahteraan mental mereka. Selain itu, paparan konten yang tidak realistis dan tekanan untuk selalu tampil sempurna menambah beban psikologis, menciptakan lingkaran setan yang sulit diatasi. Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah kondisi di mana banyak anggota Gen Z mengalami ketidakpuasan tubuh yang serius akibat ekspektasi kecantikan yang dipengaruhi oleh media sosial. Mereka sering terobsesi dengan kekurangan fisik kecil yang mungkin tidak nyata bagi orang lain, menyebabkan stres dan kecemasan yang signifikan. Obsesi ini bisa mengakibatkan perilaku kompulsif seperti sering bercermin atau mencari prosedur kosmetik. Ketidakpuasan tubuh yang berlebihan ini tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan mental mereka tetapi juga bisa mengganggu kehidupan sosial dan profesional mereka. Gangguan penyalahgunaan zat (Substance Use Disorders) semakin meningkat di kalangan Gen Z sebagai mekanisme coping terhadap stres dan tekanan sosial. Banyak anggota generasi ini menggunakan alkohol, narkoba, dan zat lainnya untuk melarikan diri dari realitas yang menekan, yang sering kali berakhir dengan ketergantungan. Tekanan akademis, ekspektasi sosial, dan paparan konstan terhadap media sosial turut berkontribusi pada meningkatnya risiko penyalahgunaan zat. Ketergantungan ini tidak hanya merusak kesehatan fisik dan mental, tetapi juga dapat mengganggu hubungan interpersonal dan kinerja akademis atau profesional mereka. Gangguan tidur seperti insomnia menjadi umum di kalangan Gen Z karena penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan sebelum tidur. Cahaya biru dari layar mengganggu pola tidur alami, menyebabkan kesulitan dalam memulai dan mempertahankan tidur.

Viva Cosmetics dan kompetitor dalam Instagram digital activism

Media sosial telah menjadi platform utama bagi merek untuk membangun positioning dan reputasi digital mereka. Instagram, sebagai salah satu platform media sosial yang paling populer, menawarkan peluang besar bagi merek untuk berinteraksi dengan audiens mereka, membangun komunitas, dan mempromosikan produk mereka. Viva Cosmetics, salah satu merek kecantikan ternama di Indonesia, telah memanfaatkan Instagram untuk membangun kehadirannya secara digital melalui akun @viva.cosmetics. Selain Viva Cosmetics, terdapat beberapa kompetitor utama seperti Wardah, Rollover Reaction, BLP Beauty, Mineral Botanica, ESQA Cosmetics, Mustika Ratu, dan Purbasari yang juga aktif di Instagram. Temuan awal Viva Cosmetics memiliki interaksi yang cukup kuat dan luas di Instagram Interaksi Jaringan: Jumlah Total Vertices: 14.229Jumlah Unique Edges: 13.865Jumlah Total Edges: 29.979Hubungan utama terdiri dari komentar, penyebutan dalam komentar, dan tag di postingan, dengan komentar sebagai jenis hubungan yang paling dominan. Kluster dan Struktur Jaringan: Jaringan ini dikelompokkan menjadi beberapa kluster menggunakan algoritma Clauset-Newman-Moore, yang membantu mengidentifikasi komunitas dan pola interaksi utama.Kluster terbesar mencakup 14.228 vertices dengan 29.977 edges. Kata-Kata Teratas dalam Unggahan: Kata-kata yang sering muncul dalam unggahan Viva Cosmetics termasuk “aku”, “banget”, “produk”, “kulit”, dan “cantik”. Kata-kata ini mencerminkan tema umum seperti interaksi personal, rekomendasi produk, dan sentimen positif terhadap produk. Analisis Awal Kompetitor Untuk memahami bagaimana Viva Cosmetics dibandingkan dengan kompetitornya, analisis juga dilakukan terhadap akun-akun Instagram dari Wardah, Rollover Reaction, BLP Beauty, Mineral Botanica, ESQA Cosmetics, Mustika Ratu, dan Purbasari. Berikut adalah temuan kunci: Wardah (@wardahbeauty): Rollover Reaction (@rollover.reaction): BLP Beauty (@blpbeauty): Mineral Botanica (@mineralbotanica): ESQA Cosmetics (@esqacosmetics): Mustika Ratu (@mustikaratuind): Purbasari (@purbasari_indonesia): Insight ini menggambarkan bagaimana Viva Cosmetics dan kompetitornya membangun positioning dan reputasi digital melalui strategi komunikasi yang efektif di Instagram. Insight ini dapat menjadi pemicu penelitian lebih lanjut untuk mendalami analisis isi kualitatif, memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang strategi komunikasi dan dampaknya terhadap reputasi digital merek-merek kecantikan di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi praktisi komunikasi dan pemasaran digital dalam membangun dan mempertahankan reputasi merek di media sosial. ASIGTA (Analisis Komunikasi Big Data) dapat membantu merek kecantikan seperti Viva Cosmetics, Wardah, Rollover Reaction, BLP Beauty, Mineral Botanica, ESQA Cosmetics, Mustika Ratu, dan Purbasari untuk memiliki keunggulan dalam strategi komunikasi dan digital activism di media sosial,. Melalui analisis data mendalam diperoleh insight terperinci tentang bagaimana setiap merek membangun positioning dan reputasi digital mereka. Misalnya, kami menemukan bahwa Viva Cosmetics memiliki tingkat interaksi yang tinggi dan berhasil membangun hubungan emosional yang kuat dengan audiensnya. Temuan ini menunjukkan pentingnya strategi komunikasi yang tepat dan berbasis data untuk meningkatkan keterlibatan dan visibilitas merek. Namun, analisis juga menunjukkan bahwa Viva Cosmetics masih kurang optimal dalam memanfaatkan kolaborasi dengan influencer dan kampanye berbasis komunitas, yang dapat meningkatkan jangkauan dan pengaruh merek secara signifikan. Melalui ASIGTA dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi merek kecantikan dalam membangun dan mempertahankan reputasi digital yang kuat. Solusi lengkap sangat dibutuhkan, mulai dari analisis data mendalam, pengembangan strategi berbasis data, hingga pelaksanaan kampanye yang disesuaikan dengan audiens target. Dengan pendekatan holistik ini, merek tidak hanya meningkatkan keterlibatan dan interaksi di media sosial, tetapi juga memonitor dan mengevaluasi efektivitas strategi yang diterapkan secara berkelanjutan. Menggunakan Teori Identitas Sosial, kita dapat memahami bagaimana Viva Cosmetics dan kompetitornya berhasil tidaknya dalam membangun komunitas yang kuat dan mendorong aktivisme digital di Instagram. Merek-merek ini harusnya tidak hanya menjual produk, tetapi juga menciptakan identitas sosial yang dapat diadopsi oleh pengikut mereka. Proses kategorisasi, identifikasi, dan perbandingan sosial membantu menjelaskan bagaimana nantinya pengikut merasa terhubung dengan merek dan termotivasi untuk mendukung kampanye aktivisme digital mereka. Dengan demikian, melalui strategi komunikasi yang efektif dan berbasis komunitas, Viva Cosmetics dan kompetitornya mampu membentuk positioning dan reputasi digital yang kuat, yang pada akhirnya memperkuat loyalitas dan keterlibatan konsumen di platform media sosial. Dr. Irwan Dwi Arianto, M.I.Kom. (Founder ASIGTA)

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur Belajar Mengukur Digital Activism di Matakuliah Komunikasi Digital

Surabaya, 30 Mei 2024 – Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur mendapatkan pengalaman belajar yang mendalam dalam matakuliah Komunikasi Digital yang diajarkan oleh Dr. Irwan Dwi Arianto. Matakuliah yang ditujukan untuk mahasiswa semester 2 ini tidak hanya menawarkan teori-teori mendasar tentang komunikasi digital, tetapi juga memfasilitasi praktek langsung mengukur digital activism melalui berbagai platform media sosial seperti Instagram, Twitter, TikTok, YouTube, Facebook, juga media digital lainnya. Mengukur Digital Activism di Media Sosial Dalam matakuliah ini, mahasiswa dilatih untuk mengukur efektivitas digital activism yang mereka lakukan. Dengan memahami metrik digital seperti jumlah pengikut, likes, komentar, dan shares, mahasiswa dapat mengevaluasi sejauh mana kampanye mereka berhasil menarik perhatian dan membangun keterlibatan dengan audiens. perkuliahan yang sangat seru yang diampu oleh bapak @irwan_dwi_a membaca digital activism ❤️ #komdigupnvjt #upnvjt pic.twitter.com/bYS1nqFiNV — sebuahharapanorangtua (@sultothebone) May 29, 2024 Studi Kasus Kontestasi Digital Aqua dan Le Minerale Sebagai bagian dari materi yang diajarkan dalam matakuliah Komunikasi Digital, mahasiswa mempelajari studi kasus tentang kontestasi digital antara dua brand air minum terkenal, Aqua (@sehataqua) dan Le Minerale (@le_mineraleid). Kontestasi ini dianalisis menggunakan berbagai metrik digital untuk mengidentifikasi keberhasilan masing-masing brand dalam menarik perhatian dan membangun engagement. View this post on Instagram A post shared by Heni (@heni_ry) Dengan memanfaatkan big data dan alat analitik media sosial seperti NodeXL dan ASIGTA, mahasiswa memetakan interaksi di sekitar hashtag #airminum. Analisis ini menunjukkan bahwa baik Aqua maupun Le Minerale belum mendominasi jaringan percakapan digital air minum, yang diilustrasikan oleh keberadaan cluster besar yang tidak dikuasai oleh kedua brand tersebut. Hasil ini menunjukkan bahwa strategi Digital Marketing Communication (DMC) dari kedua brand masih belum memanfaatkan potensi penuh dari medan kontestasi digital. View this post on Instagram A post shared by Irwan Dwi Arianto (@irwan_dwi_arianto) Manfaat Analisis Data Digital Melalui analisis data, mahasiswa belajar untuk menyimpulkan bahwa strategi DMC yang efektif memerlukan pemetaan jaringan dan pengukuran metrik seperti sentimen, jangkauan, dan frekuensi. Pemahaman ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi kelemahan dan peluang untuk perbaikan strategi di masa mendatang. Pendidikan Realtime Monitoring dan Etika Komunikasi Selain analisis data, mahasiswa juga diajarkan cara melakukan monitoring brand dan reputasi digital secara realtime, keterampilan yang sangat berguna di dunia kerja. Dr. Irwan Dwi Arianto berharap lulusan Program Studi Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur akan menjadi Sarjana Ilmu Komunikasi yang mampu menjadi Competent Digital Communicologist. Pembelajaran tentang Etika dan Filsafat Komunikasi (digital), dengan tujuan membentuk sarjana komunikasi yang tangguh dan bermoral tinggi. Dengan kombinasi teori, praktek, dan pemahaman etis ini, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan komunikasi digital yang efektif dan efisien, serta siap menghadapi tantangan di dunia profesional. #komdigupnvjt #upnvjt #ilkomupnvjt

Kontestasi Digital Aqua VS Le Minerale di Media Sosial Instagram

Kontestasi digital antara Aqua (@sehataqua) dan Le Minerale (@le_mineraleid) dapat dianalisis dengan menggunakan berbagai metrik digital seperti jumlah followers, likes, comments, dan shares. Melalui pendekatan ini, kita dapat mengidentifikasi sejauh mana kedua brand tersebut berhasil menarik perhatian dan membangun engagement dengan audiens mereka. Dengan memanfaatkan big data dan alat analitik sosial media (NodeXL, ASIGTA, dll), kita dapat memetakan interaksi di sekitar hashtag #airminum untuk melihat bagaimana kedua brand tersebut tampil dalam percakapan digital. Gambar 2, yang menunjukkan relasi kuasa mereka dalam jaringan air minum, dapat dianalisis lebih lanjut untuk memahami tingkat dominasi masing-masing brand. Dalam hal ini, kita menemukan bahwa baik Aqua maupun Le Minerale tidak mendominasi jaringan air minum, ditunjukkan oleh cluster besar yang tidak terjaring oleh mereka. Melalui analisis data ini, kita dapat menyimpulkan bahwa strategi Digital Marketing Communication (DMC) mereka belum efektif dalam memanfaatkan potensi penuh dari medan kontestasi digital. Dengan memetakan jaringan dan mengukur metrik seperti sentimen, reach, dan frequency, kita dapat mengidentifikasi kelemahan dan peluang untuk perbaikan strategi ke depan. Hal yang saat ini bisa dipelajari dan dilakukan. View this post on Instagram A post shared by Irwan Dwi Arianto (@irwan_dwi_arianto) Kita saat ini dapat memahami kontestasi digital antara Aqua (@sehataqua) dan Le Minerale (@le_mineraleid) tidak hanya melihat angka-angka engagement, tetapi juga mengeksplorasi makna dan narasi di balik interaksi tersebut. Digital activism air minum #airminum menjadi medan di mana berbagai identitas, ideologi, dan kekuasaan terlibat dalam proses kontestasi. Dalam gambar 2, yang menunjukkan relasi kuasa mereka dalam jaringan air minum, kita dapat melihat bahwa dominasi tidak hanya diukur melalui jumlah tetapi juga melalui cara narasi mereka terbentuk dan diterima oleh masyarakat. Cluster-cluster besar yang tidak terjaring oleh mereka mencerminkan bahwa narasi atau citra yang mereka bangun tidak sesuai atau tidak relevan dengan sebagian besar audiens. Kita dapat mempertanyakan strategi Digital Marketing Communication mereka: Apakah narasi yang mereka gunakan inklusif? Apakah mereka berhasil menggugah identitas dan pengalaman audiens mereka? Bagaimana power dynamics terlibat dalam interaksi digital ini? Dengan memahami bahwa peta jaringan bukan sekadar representasi statis tetapi arena di mana makna terus-menerus dinegosiasikan, kita dapat melihat bahwa kelemahan strategi DMC mereka bisa jadi terletak pada kurangnya pemahaman akan kompleksitas identitas dan preferensi konsumen. (bersambung)

Integrated Digital

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, Laboratorium Media Digital (Cyber PR) telah selesai terbangun dan kini mulai pembangunan Laboratorium Integrated Digital. Laboratorium Media Digital (Cyber PR) berada dibawah Program Studi Ilmu Komunikasi, tempat belajar dan berlatih secara langsung mengenai Digital Activism, Analisis Komunikasi Big Data, Teknologi Komunikasi, dan Media Digital terkini dalam perspektif Ilmu Komunikasi. Laboratorium Media Digital (Cyber PR) pada tahun 2022 telah bekerja sama dengan banyak pihak antara lain PT. POS Indonesia, Kemendes, Pemerintahan Kabupaten Bondowoso dan lain sebagainya. Laboratorium Media Digital (Cyber PR) berada dalam lingkup Program Studi Ilmu Komunikasi Bermula dari riset di tahun 2018 dilengkapi riset-riset lanjutan dengan mempertimbangkan bidang kerja baru Ilmu Komunikasi dilengkapi hasil tracer study maka program studi Ilmu Komunikasi memutuskan untuk karakter/keunikan progdi pada bidang Komunikasi Digital sehingga perlu dilakukan penyesuaian untuk semua laboratorium yang sudah dimiliki dan membuat laboratorium baru yaitu Laboratorium Media Digital (Cyber PR) yang dimulai ditahun 2019. Irwan Dwi Arianto yang saat itu selaku Kepala Laboratorium Media Digital, TV, dan Radio Program Studi Ilmu Komunikasi mencoba untuk mengkolaborasikan Komputasi Sosial dalam bidang Ilmu Komunikasi melalui Laboratorium Media Digital (Cyber PR) sebagai pusatnya dan terintegrasi dengan Laboratorium Program Studi Komunikasi Lainnya seperti Laboratorium Film, Laboratorium Fotografi, Laboratorium Iklan, Laboratorium Radio, dan Laboratorium Televisi yang sudah telah ada terlebih dahulu serta membangun tambahan Laboratorium Bersama (Broadcast) di lantai 3 Gedung FISIP 2 UPN “Veteran” Jawa Timur. Alhamdulillah ditahun 2022 secara keseluruhan laboratorium program studi Ilmu Komunikasi telah terintegrasi. Goal secara sarana dan prasarana telah terpenuhi sebagai Laboratorium Digital multi platform berbasis riset Big Data Media Digital khususnya UPN Televisi yang berada dalam Laboratorium Televisi dan AK Radio yang berada dalam Laboratorium Radio telah mencanangkan Televisi dan Radio Kampus Digital Multi-Platform berbasis riset Big Data Media Digital. Open in New Tab Berawal dari Laboratorium Cyber Public Relations menuju Laboratorium Integrated Digital. Memahami Digital Activism membutuhkan Integrasi berbagai keilmuan dalam Analisis Komunikasi Big Data Media Digital. Akselerasi Digital membawa konsekuensi percepatan perkembangan isu dalam simpul-simpul dialektika. Kekuasaan tidak bisa dimiliki itu sebab netizen bisa sangat powerfull dan “penguasa” bisa sangat powerless sekalipun memiliki rangkai komando. Membenturkan buzzer dengan netizen bukanlah cara bijak dalam era smart society 5.0 terlebih semakin lama teknologi semakin canggih dan humanis. Kuasa tidak harus dengan follower yang besar terbukti banyak viral terjadi dari akun berfollower kecil bahkan newbie.Setidaknya spiral issue memberi gambaran sederhana menolak keangkuhan. Etika dan privasi menjadi pertimbangan. Ilmu analisis baru merupakan terobosan yang terbukti. Laboratorium Integrated Digital berada dalam lingkup Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Saat ini untuk pengembangannya, ditahun 2023 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tengah membangun Laboratorium Integrated Digital yang diharapkan dapat menjadi sarana yang lebih lengkap untuk pengajaran dan penelitian dibidang digital dalam kajian Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Laboratorium ini nantinya akan dilengkapi dengan teknologi canggih serta perangkat lunak terbaru yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar dan berlatih dalam berbagai bidang. Dengan adanya Laboratorium Integrated Digital ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih siap menghadapi tuntutan pasar kerja yang semakin kompleks dan dinamis di era digital saat ini. Selain itu, laboratorium ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang digital, sehingga dapat meningkatkan daya saing dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Barakallah aamiin. #cyberpr #integrateddigital #komunikasidigital #analisiskomunikasibigdata #bigdataanalytics #scbd #komputasisosial #ilkomupnvjt #ikomupnvjt #upnsurabaya #upnvjatim #upnvjt #2024 #pilpres2024 #pileg2024

Intel vs AMD

Riset ini dapat digunakan untuk melihat 2 sisi (Insight) dari 2 brand (Intel dan AMD), sesuai permintaan sebagai contoh hanya diulas dalam 1 (satu) sisi yaitu Intel pada tataran ulasan dasar. Era digital membawa perubahan besar dalam cara perusahaan membangun merek, memposisikan mereknya di pasar, dan membangun reputasi yang baik. Kehadiran media sosial dan platform online lainnya telah memungkinkan perusahaan untuk berinteraksi langsung dengan konsumen, memperluas jangkauan merek, dan meningkatkan eksposur merek di pasar yang lebih luas. Setidaknya ada 3 kemampuan yang harus dimiliki terkait Brand, Positioning, dan Reputasi. Perusahaan harus berkemampuan membangun merek yang kuat dan konsisten dengan tujuan bisnisnya, serta mampu membedakan dirinya dari pesaing lain di pasar. Perusahaan harus berkemampuan memposisikan mereknya dengan baik di pasar digital, seperti memanfaatkan media sosial untuk membangun kesadaran merek dan meningkatkan keterlibatan konsumen. Perusahaan juga harus mempertimbangkan preferensi konsumen di era digital, seperti preferensi untuk membeli secara online dan menemukan informasi tentang produk melalui mesin pencari dan media sosial. Perusahaan harus berkemampuan membangun reputasi yang baik di era digital dengan memperhatikan apa yang dikatakan konsumen tentang mereknya di media sosial dan platform online lainnya. Perusahaan harus memantau reputasinya secara teratur dan mengambil tindakan untuk memperbaiki masalah atau merespons umpan balik negatif dari konsumen. Brand, positioning, dan reputasi memiliki kaitan yang erat dengan penjualan karena ketiga konsep tersebut dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk atau jasa suatu perusahaan. Konsumen akan lebih cenderung membeli produk atau jasa dari merek yang memiliki citra positif, posisi yang baik di pasaran, dan reputasi yang baik dalam hal kualitas produk atau pelayanan pelanggan. Dalam hal penjualan, merek yang kuat dan terkenal dapat membantu perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Posisi yang baik di pasaran juga dapat membantu perusahaan untuk bersaing dengan merek-merek lain di pasar yang sama. Reputasi yang baik juga dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperoleh rekomendasi dari pelanggan yang puas, yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian orang lain. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan ketiga konsep ini dalam membangun strategi penjualan yang sukses. Perusahaan harus membangun merek yang kuat dan konsisten dengan tujuan bisnisnya, serta memposisikan mereknya dengan baik di pasaran agar mudah dikenal dan diingat oleh konsumen. Dengan reputasi yang baik, perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan membangun loyalitas pelanggan, yang dapat membantu meningkatkan penjualan secara jangka panjang. Dalam era digital, perusahaan juga harus berkemampuan memanfaatkan data dan analisis untuk memahami konsumen lebih baik, mengidentifikasi tren pasar, dan mengoptimalkan strategi merek, posisi merek, dan reputasi merek. Memahami diri dan kompetitornya. YouTube YouTube Video Network : Intel AMD YouTube Video Network Intel AMD diambil pada tanggal 6 Maret 2023 (level 1.0) dengan limitasi hanya 100 video pencarian dan limit 100 video per level diperoleh 2.893 aktor. Teridentifikasi Intel belum melakukan pengelolaan stakeholder (pembuat konten, pengiklan, pengguna akhir, pemilik saluran YouTube, platform YouTube itu sendiri, dsb). Kesan “liar” tampak pada visualisasi YouTube Video Network yg dihasilkan pada riset ini. Belum terjadi interaksi langsung (terpola). Pada masing-masing cluster yang terbentuk, tampak bagaimana dominasi Intel atau AMD serta bagaimana narasi yang dibangun pada masing-masing cluster. Narasi yang dibangun berikut amplifikasinya (untuk pengembangan analisis) terbaca pada relasi yang terbentuk pada cluster-cluster dalam struktur jaringan utuh. Hal-hal yang bisa diidentifikasi lebih lanjut antara lain : Identifikasi aktor-aktor yang berpengaruh, berpengaruh tidak selalu memiliki subscriber besar namun lebih pada posisi aktor pada jaringan tertentu. Indentifikasi narasi yang dibangun oleh aktor-aktor yang berpengaruh, memahami narasi yang dibangun oleh aktor (content creator) menjadi penting dalam dasar strategi komunikasi berlanjut. Identifikasi pengaruh jalinan komunikasi yang terbentuk. Identifikasi respon netizen terkait pengetahuan yang dibangun dalam video network. ORM yang sedang berkembang Pain Story terkait brand Identifikasi tambahan sesuai kebutuhan terkait YouTube Video Network TWITTER Twitter User Network Twitter Users Network diambil pada tanggal 6 Maret 2023 pada masing-masing official Twitter, diperoleh jalinan komunikasi 1.546 aktor. Tampak Intel tidak memiliki jejaring teman yang berkualitas (kuat) dibandingkan dengan kompetitor. Intel hanya disebut 1.706 sedang kompetitor 2.601 yang tentunya perlu pendalaman kembali (disebut positif atau negatif). Intel hanya perlu melakukan implementasi ORM untuk memperoleh jejaring teman yang berkualitas dan jika dilaksanakan secara terencana dapat menggeser posisi jejaring teman yang berkualitas dari kompetitor untuk masuk dalam cluster Intel. Hal-hal yang bisa diidentifikasi lebih lanjut antara lain : ORM yang sedang berkembang. Identifikasi jaringan pertemanan yg berkualitas Identifikasi digital positioning Identifikasi dialektika digital pada users network Identifikasi tambahan sesuai kebutuhan Twitter Search Network Diambil pada tanggal 6 Maret dengan temuan pembicaraan terkait Intel AMD dalam bahasa Indonesia hanya ada pada 91 aktor pada kisaran tanggal 26 Februari sampai dengan 6 Maret 2023. AMD disebut sebanyak 86 sedang Intel disebut sebanyak 67 (perlu penelaahan lebih lanjut terkait arah opini yang negatif atau positif dan dialektika yang ditembulkan). Tampak Intel kurang diminati dalam Twitter activism dan perlu adanya pengelolaan Twitter activism yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Hal-hal yang bisa diidentifikasi lebih lanjut antara lain : ORM yang sedang berkembang dalam jaringan pencarian. Dialektika yang ditimbulkan Aktor-aktor yang berpotensi Narasi yang dibangun pada masing-masing cluster terjaring Pain Story terkait brand Identifikasi tambahan sesuai kebutuhan INSTAGRAM https://www.instagram.com/intel_indonesia/ View this post on Instagram A post shared by Intel Indonesia (@intel_indonesia) https://www.instagram.com/amd.indonesia/ View this post on Instagram A post shared by AMD Indonesia (@amd.indonesia) Keseluruhan posting pada masing-masing akun Instagram diambil pada tanggal 6 Maret 2023. Intel 1.508 posts dan AMD 1.550 posts. Top engagements menunjukkan gambaran sederhana pencapaian strategi komunikasi yang direncanakan. Pop Hal-hal yang bisa diidentifikasi lebih lanjut antara lain : Behaviour pada masing-masing akun Match behaviour sesuai target sasarannya ORM yang sedang berkembang Popularitas hastag Instagram behaviour Time and Day Behaviour Post distribution Engagement plot Pain story terkait brand Identifikasi tambahan sesuai kebutuhan Demikian sekilas gambaran, untuk mendapatkan INSIGHT yang dibutuhkan perusahaan perlu pendalaman dari masing-masing temuan secara mixed methods socio technical approach.

Bjorka, hero ?

What we were dreaming about was profound global transformation.We wanted to tell the story of the companies, the ideas and especially the people making the Digital Revolution.Our heroes weren’t politicians and generals or priestsand pundits, but those creating and using technology and networks in their professional and private lives . . . you. (Louis Rossetto, Wired, 6.01, January 1998) Generasi Milenial memandang pahlawan bukan glorifikasi masa lalu, mereka punya pahlawannya sendiri. Mereka hidup dalam digital environment, lingkungan komunikasi terintegrasi. Mereka punya cara tersendiri dalam memaknai. Indera yang terasah dengan cara yang berbeda, kepekaan yang terbentuk dari budaya digital. Internet membentuk cara mereka berinteraksi. Bagaimana Bjorka dianggap Hero oleh netizen pada cluster tertentu …..

Membaca perkembangan “Indikasi Manipulasi Nilai di Seleksi CPNS 2021”

*dalam proses pembacaan analisis (akan diupdate berkala) “https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026” The graph represents a network of 1.541 Twitter users whose recent tweets contained “https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026”, or who were replied to or mentioned in those tweets. The network was obtained from Twitter on Monday, 27 December 2021 at 10:58 UTC. The tweets in the network were tweeted over the 1-day, 7-hour, 55-minute period from Sunday, 26 December 2021 at 02:38 UTC to Monday, 27 December 2021 at 10:33 UTC. There is an edge for each “replies-to” relationship in a tweet, an edge for each “mentions” relationship in a tweet, and a self-loop edge for each tweet that is not a “replies-to” or “mentions”. The graph is directed. The graph’s vertices were grouped by cluster using the Clauset-Newman-Moore cluster algorithm. The graph was laid out using the Harel-Koren Fast Multiscale layout algorithm. The edge colors are based on edge weight values. The edge widths are based on edge weight values. The edge opacities are based on edge weight values. The vertex sizes are based on betweenness centrality values. Overall Graph Metrics:Vertices: 1541Unique Edges: 1599Edges With Duplicates: 37Total Edges: 1636Self-Loops: 953Reciprocated Vertex Pair Ratio: 0Reciprocated Edge Ratio: 0Connected Components: 943Single-Vertex Connected Components: 851Maximum Vertices in a Connected Component: 467Maximum Edges in a Connected Component: 601Maximum Geodesic Distance (Diameter): 13Average Geodesic Distance: 5,362128Graph Density: 0,000285276047767936Modularity: 0,587648 Top 10 Vertices, Ranked by Betweenness Centrality:trendingtopiqbetaepsilonphialandakarizaoxsyanditalkinandymrzuthmlowongandosenjokowipimamanggalaariesadhar Top URLs in Tweet in Entire Graph:[1533] https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026[1] https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026?s=21 Top URLs in Tweet in G1:[862] https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026 Top URLs in Tweet in G2:[107] https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026 Top URLs in Tweet in G3:[96] https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026 Top URLs in Tweet in G4:[41] https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026 Top URLs in Tweet in G5:[39] https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026 Top URLs in Tweet in G6:[40] https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026 Top URLs in Tweet in G7:[22] https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026 Top URLs in Tweet in G8:[39] https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026 Top URLs in Tweet in G9:[39] https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026 Top URLs in Tweet in G10:[27] https://twitter.com/alhrkn/status/1474925007297921026 Top Domains in Tweet in Entire Graph:[1534] twitter.com Top Domains in Tweet in G1:[862] twitter.com Top Domains in Tweet in G2:[107] twitter.com Top Domains in Tweet in G3:[96] twitter.com Top Domains in Tweet in G4:[41] twitter.com Top Domains in Tweet in G5:[39] twitter.com Top Domains in Tweet in G6:[40] twitter.com Top Domains in Tweet in G7:[22] twitter.com Top Domains in Tweet in G8:[39] twitter.com Top Domains in Tweet in G9:[39] twitter.com Top Domains in Tweet in G10:[27] twitter.com Top Hashtags in Tweet in Entire Graph:[2] throwback2018[2] bukafilewawancaradanmt[1] sorinih[1] nodebat[1] ngabisinanggarandoang[1] luarrbiasaaa[1] ceovetforgovt[1] bukarekamanwawancaramt[1] bukafilewancaradanmt Top Hashtags in Tweet in G1:[1] bukarekamanwawancaramt[1] luarrbiasaaa[1] sorinih[1] nodebat[1] ngabisinanggarandoang Top Hashtags in Tweet in G4:[2] bukafilewawancaradanmt[1] bukafilewancaradanmt Top Words in Tweet in Entire Graph:[505] di[439] yang[422] ini[397] yg[360] ada[342] aja[279] dan[243] dosen[237] tapi[213] itu Top Words in Tweet in G1:[236] yg[208] di[201] ini[165] dan[139] ada[127] yang[121] dosen[85] orang[82] ga[81] sama Top Words in Tweet in G2:[204] aja[103] gak[102] laporannya[102] runut[102] datanya[102] nyambung[102] kritiknya[102] jelas[102] selain[102] perlu Top Words in Tweet in G3:[72] thread[72] semangat[71] honest[71] owned[71] higher[71] degree[71] institution[71] hire[71] person[19] ada Top Words in Tweet in G4:[24] bkngoid[18] yg[16] kemdikbud_ri[16] ini[16] dan[12] di[11] nadiemmakarim[8] orang[7] ada[6] yang Top Words in Tweet in G5:[28] sih[28] ini[27] wah[27] ngeri[27] mas[27] saya[27] pikir[27] calon[27] tunggal[27] dijalur Top Words in Tweet in G6:[61] yang[56] dosen[56] ketika[56] beliau[56] pasangan[56] saya[30] ini[29] nya[29] dan[29] jadi Top Words in Tweet in G7:[10] bisa[9] itjen_kemdikbud[9] jadi[6] tapi[6] di[6] yang[5] ini[5] nilai[4] ga[4] kan Top Words in Tweet in G8:[58] yang[46] dengan[26] di[25] thread[25] bukti[25] semoga[24] bisa[23] praktek[23] curangnya[23] bahkan Top Words in Tweet in G9:[47] ini[36] geleng[23] yg[20] thread[19] di[19] bisa[18] baca[18] cuman[18] bener2[18] contoh Top Words in Tweet in G10:[29] di[21] dosen[20] jadi[18] gw[18] ditanya[18] mau[15] dari[13] kamu[12] ini[12] ub_official Top Word Pairs in Tweet in Entire Graph:[137] ada,yang[128] uu,ite[128] ke,ptun[127] biar,gak[126] laporannya,runut[126] runut,datanya[126] datanya,nyambung[126] nyambung,kritiknya[126] kritiknya,jelas[126] jelas,selain Top Word Pairs in Tweet in G1:[31] di,kampus[28] orang,dalam[22] seperti,ini[20] jadi,dosen[18] rahasia,umum[18] salah,satu[17] lebih,baik[16] tes,cpns[15] kayak,gini[14] wawancara,dan Top Word Pairs in Tweet in G2:[102] laporannya,runut[102] runut,datanya[102] datanya,nyambung[102] nyambung,kritiknya[102] kritiknya,jelas[102] jelas,selain[102] selain,perlu[102] perlu,waspada[102] waspada,ada[102] ada,yang Top Word Pairs in Tweet in G3:[71] honest,owned[71] owned,higher[71] higher,degree[71] degree,institution[71] institution,hire[71] hire,person[71] person,thread[71] thread,semangat[9] laporannya,runut[9] runut,datanya Top Word Pairs in Tweet in G4:[9] bkngoid,kemdikbud_ri[4] baca,ini[3] calon,tunggal[3] mas,menteri[3] menteri,nadiemmakarim[3] sedih,baca[3] ini,korbannya[3] korbannya,orang[3] orang,yg[3] yg,kerja Top Word Pairs in Tweet in G5:[27] wah,ngeri[27] ngeri,sih[27] sih,ini[27] ini,mas[27] mas,saya[27] saya,pikir[27] pikir,calon[27] calon,tunggal[27] tunggal,dijalur[27] dijalur,cumlaude Top Word Pairs in Tweet in G6:[56] pasangan,saya[28] banyak,dosen[28] dosen,yang[28] yang,kualitasnya[28] kualitasnya,meragukan[28] meragukan,karena[28] karena,begini[28] begini,ini[28] ini,ketika[28] ketika,ketemu Top Word Pairs in Tweet in G7:[6] bisa,jadi[4] calon,tunggal[3] harusnya,itjen_kemdikbud[3] itjen_kemdikbud,bisa[3] bisa,jemput[3] jemput,bola[3] bola,sih[3] sih,udh[3] udh,ga[3] ga,sibuk Top Word Pairs in Tweet in G8:[23] praktek,curangnya[23] curangnya,bahkan[23] bahkan,tidak[23] tidak,mengagetkan[23] mengagetkan,salut[23] salut,buat[23] buat,penulis[23] penulis,thread[23] thread,yang[23] yang,bisa Top Word Pairs in Tweet in G9:[18] baca,thread[18] thread,ini[18] ini,cuman[18] cuman,bisa[18] bisa,geleng[18] geleng,geleng[18] geleng,bener2[18] bener2,contoh[18] contoh,kecurangan[18] kecurangan,yg Top Word Pairs in Tweet in G10:[18] mau,jadi[10] jadi,dosen[10] dosen,di[9] dulu,waktu[9] waktu,interview[9] interview,seleksi[9] seleksi,beasiswa[9] beasiswa,gw[9] gw,ditanya[9] ditanya,mau Top Replied-To in Entire Graph:[8] bkngoid[2] dennysiregar7[2] itjen_kemdikbud[1] resturmdhn[1] pdi_perjuangan[1] kurawa[1] komisiasn[1] qpenk91[1] muhammad6arif[1] aws_96 Top Replied-To in G3:[1] pertamina Top Replied-To in G4:[7] bkngoid[1] komisiasn Top Replied-To in G7:[2] dennysiregar7[2] itjen_kemdikbud[1] mohmahfudmd[1] narasitv[1] bkngoid Top Mentioned in Entire Graph:[14] bkngoid[14] kemdikbud_ri[12] nadiemmakarim[12] ub_official[8] alhrkn[8] itjen_kemdikbud[6] jokowi[6] kempanrb[5] hmilkom_ub[5] najwashihab Top Mentioned in G3:[1] kemenbumn[1] kementerianesdm Top Mentioned in G4:[14] bkngoid[14] kemdikbud_ri[11] nadiemmakarim[6] kempanrb[4] jokowi[4] ombudsmanri137[1] ernestprakasa[1] kasn_ri[1] itjen_kemdikbud[1] kemenag_ri Top Mentioned in G6:[1] pns_ababil Top Mentioned in G7:[7] itjen_kemdikbud[4] najwashihab[3] detikcom[2] matanajwa[1] nadiemmakarim[1] jokowi[1] tjahjo_kumolo[1] narasitv[1] narasinewsroom[1] kompascom Top Mentioned in G10:[12] ub_official[5] hmilkom_ub[1] remajaasamurat Top Tweeters in Entire Graph:[2033320] kompascom[1993521] enggarhakim[1919402] detikcom[1275689] collegemenfess[1157501] metro_tv[820619] tribunnews[754744] sbyfess[557477] kompastv[421695] auliaackckck[403970] lizaariani5 Top Tweeters in G1:[754744] sbyfess[276503] jypenthu[249729] jfairnando[245386] strugglemanusia[238910] cyrawords[234968] osehnaelcityx[176846] bemywhales[165072] tusukancilok[158220] michinfree[155194] szilverberg Top Tweeters in G2:[320081] yayan0628[178710] trendingtopiq[171757] jilansy[171128] fujoshi232[138372] penyejuk_hati_[136400] covercouch[122819] syipoh[117442] txtdarianonimne[115528] amesoraya[100618] handlewithcry Top Tweeters in G3:[236466] annichut[234984] 4rdn4n[189021] 60far60pay[167447] larkspuretruby[130937] yodeesigner[104676] lazuandi[102042] retweetingtwt[97652] buihmelebur[95681] zahrabonbon[91397] pertamina Top Tweeters in G4:[144083] ganjarpranowo[134937] ernestprakasa[54759] lapor1708[49991] wirhthebear[44621] dauzseven[41538] anggiianggiaa[34361] sryusron[33683] kemenag_ri[33663] kemdikbud_ri[28144] zatahani Top Tweeters in G5:[59275] babehbabeh_[50666] baldstev[49394] alphibaa[40353] mrzuthm[39239] fadelyafie[33354] nazirproletar[29704] wulandarindi[28953] msuluhjati[22629] dayushita[21461] lengssssssssss Top Tweeters in G6:[1993521] enggarhakim[158344] rizaridho[111821] adnshafry[91843] resutooo[91632] mychocomint[76084] pns_ababil[63062] aaenggie[61616] puteeera[55371] awakazmi[44783] selowrun Top Tweeters in G7:[2033320] kompascom[1919402] detikcom[1157501] metro_tv[820619] tribunnews[557477] kompastv[108718] rasndeso[93297] transtv_corp[75011] tirtoid[73056] matanajwa[61446] widodolestari Top Tweeters in G8:[320343] pimamanggala[208582] shintaaraa_[199614] ribkadel[155890]

ASIGTA