Home – ASIGTA

Elektabilitas Digital Partai dan Aktor Politik

Membaca Elektabilitas Digital dapat dilakukan dengan menganalisis kualitas dan posisi dalam jaringan media sosial. Tiap media sosial memiliki kharakteristik dan keunggulan masing-masing dalam pembacaan. Facebook masih mendominasi untuk pembacaan hingga pelosok desa, Twitter memberi gambaran politik ditingkat nasional atau global, YouTube menunjukkan bagaimana jaringan edukasi visual bergerak dan memberikan pengaruh demikian juga TikTok serta berbagai …

Analisis Komunikasi Big Data (ASIGTA) or Big Data Communication Analysis is a company that focus on analyzing social networks with big data. Basically, you can ask us to analyze any data you want from Twitter, Facebook, YouTube, Wiki Media, Instagram, Flicker, and many more. We offer media analysis, network analysis, and conversation analysis with the visualization just for you!

Media sosial memiliki data "tersembunyi" yang sangat cepat berubah dan hadir dalam berbagai platform digital dengan kontribusi besar untuk penataan strategi, kampanye, elektabilitas digital, sentimen (citra dan brand), mencegah krisis juga rekomendasi pemecahan krisis secara cepat.
Media Sosial mempunyai peran penting dalam memahami konsumen yang terlibat dalam pembicaraan citra personal, produk atau layanan. Big Data Media Sosial dapat dimanfaatkan untuk lebih memahami karakteristik orang, komunitas maupun organisasi yang sedang menggunakan media sosial juga relasi yang terjalin. Netizen telah menciptakan informasi dengan data relasional tentang berbagai hal antara lain siapa yang terlibat, apa yang dibicarakan, tersebar kemana dan kesiapa saja, siapa yang dominan, Data konten, data perilaku dan data struktur jaringan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal secara cepat dan realtime.

Penerbit Erlangga

Buku METODE RISET SOSIAL BERBASIS BIG DATA

Our analysis found that those mentioning “pilihan presiden 2019” form large communication networks around four clusters: one for each of the two candidates (Jokowi and Prabowo) and two for opinion leaders who are undecided about the election (Gus Mus and Mas Piyu). GusMus is a religious leader, as an official of the PBNU Rais Syuriah (an Islamic organization) and has a large following both on and off Twitter. “MasPiyu” is an unidentified Twitter user; he only has a large following on Twitter, but does not have support offline.

ASIAN JOURNAL FOR PUBLIC OPINION RESEARCH

Strength Map of Presidential Candidates 2019 in Indonesia Based on a NodeXL Analysis of Big Data from Twitter

An evaluation of policies for handling the pandemic must include public opinion to determine any weaknesses of this policy. The development of public opinion about the lockdown policy can be understood through social media. During the COVID-19 pandemic, measuring public opinion through traditional methods (surveys) was difficult. For this reason, we utilized big data on social media as research data. The main purpose of this study is to understand public opinion on the lockdown policy in overcoming the COVID-19 pandemic in Indonesia. For the methodological development of future public opinion research, the researchers outline the obstacles faced in researching public opinion based on big data from Twitter.

ASIAN JOURNAL FOR PUBLIC OPINION RESEARCH

Public Opinion on Lockdown (PSBB) Policy in Overcoming COVID-19 Pandemic in Indonesia: Analysis Based on Big Data Twitter

Analysis on Surabaya's Mayor CandidatesTwitter

Twitter
keywords : machfud arifin OR eri cahyadi
28-31 Oktober 2020
struktur jaringan utuh Machfud Arifin OR Eri Cahyadi
terbagi dalam 6 cluster salah satunya cluster PSI
#ASIGTA

Analysis on "Omnibus Law"YouTube

YouTube Video Network "omnibuslaw" 5 sd 15 Oktober 2020

#ASIGTA
#OmnibusLaw

Analysis on "puan"Twitter

Ada apa dengan puan ?

Analysis on "Oligarki"Twitter

Oligarki pada Twitter Search Network

Analysis on "orang kaya nongkrong"Twitter

"orang kaya nongkrong" Twitter

#ASIGTA

Analysis on digital activism during the Omnibus LawprotestTwitter

membaca digital activism "demo" yang menjadi trending kemarin membawa ke berbagai digital activism yang saling terkait antara lain :
Senayan
RUU Cipta Kerja
UU Cilaka
DPR WE GANG GANG
DPR PENGKHIANAT
#DPRIRIKhianatiRakyat
#MosiTidakPercaya
#TolakOmnibusLaw
#JEGALSAMPAIBATAL
RUU PKS
Pemerintah
Wakanda
UU ITE
Pindah
Jepang
Korea Selatan

Analysis on "Korupsi Pilkada"Twitter

Jagad Twitter : Korupsi Pilkada
isu korupsi bbrp dilekatkan pada petahana yang maju lagi ... KPK endus petahana main dana Covid-19 untuk Pilkada 2020 .... mahar yang potensial menyeret pada praktik korupsi ...korupsi dibawah kendali oligarki ....mantan napi korupsi ....juga banyak hal lain yang tidak bisa langsung ditulis disini mengingat langsung menyebut nama .....
menguat dalam kelompok netizen dan menyerang dengan bukti-bukti bak detektif swasta ......
pahami dari mana isu itu dimulai, oleh siapa, dengan argumentasi atau fakta apa yang disodorkan sehingga bisa sebagai dasar dalam Strategi Komunikasi yang dilakukan .... sebagaimana Cyber PR dalam krisis ..... TIDAK HARUS BERBOHONG UNTUK MENJELASKAN SESUATU ....
HARUS KATAKAN YANG BENAR NAMUN TIDAK SEMUA YANG BENAR HARUS DIKATAKAN ..... ketidak percayaan publik akan sangat berpengaruh terhadap elektabilitas ....
#ASIGTA

Analysis on "Pilkada Corona"Twitter

Jagad Twitter : Pilkada Corona
corona, protokol kesehatan, pelanggaran paslon pilkada menjadi bahan ups ..... paslon yang positif corona timnya kocar kacir ..... pilkada watch ..... konser saat kampanye .....
MEDIA SOCIAL terbukti efektif dalam partisipasi politik secara digital tinggal bagaimana memahami digital participation dimana pada tiap2 cluster bisa jadi berbeda ..... semangat dan jangan salah langkah .... digital memang kejam .... netizen lebih kejam .... ospek aja komdisnya dihajar habis2an .....
Salah dalam penerapan Strategi Komunikasi dapat memporak porandakan banyak hal ..... semangat
#ASIGTA